[FF] Sweet Graduation (FM Stories)

title: Sweet Graduation

author: weaweo

length: oneshot

rating: T, PG-15

genre: romance, comedy (dikit sih)

casts: Lee Hyura – Kim Kibum aka Key, Lee Jinki aka Onew – Michiyo Fujiwara, Kim Jonghyun – Park Eunrim, Choi Minho – Park Chaerin, Lee Taemin – Lee Hyesun

soundtrack: Lady Antebellum – Need You Now

disclaimer: the plot of this fanfiction and OCs are belong to me, but SHINee are not (well i wish they were mine :P)~ ♥

————————————————————–

say no to plagiarism!

please leave comment after read!

 ————————————————————–


note: yang tulisannya miring alias italic berarti kata-kata dalam bahasa lain (mis: Bahasa Indonesia)

————————————————————–


Sweet Graduation

by weaweo

Seminggu telah berlalu sejak aku ‘mempertanggungjawabkan’ skripsiku di hadapan dosen-dosenku. Yap,akhirnya aku sudah berada di semester akhir dari masa kuliahku! Sesuai dengan perjanjianku dengan pihak pemberi beasiswa, aku diharuskan selesai kuliah dalam jangka waktu maksimal 4 tahun. Untunglah, aku dapat menyelesaikannya tepat waktu. Semua hutang-hutang tugas sudah kuselesaikan, dapat dipastikan aku akan lulus dengan hasil memuaskan!

“Hyura-! Hey Hyuraaaaa-!!”

Aku menoleh ke arah sumbernya suara. Rini, temanku dari Indonesia, berlari menghampiri tergopoh-gopoh. “Ah- Rini. Ada apa?” tanyaku ketika ia telah sampai.

Rini menatapku gembira, “Udah denger? Skripsi kita diterima dosen!

Aku membelalakkan mataku, “Apa-? Bener?

Ya iyalah, masa aku bohong? Ayo kita rayakan!”

“Sippo-! Come on!”

Kuhembuskan nafasku di sela-sela perjalanan ke kafetaria terdekat bersama Rini. Perjuanganku tidak bertemu keluarga selama empat tahun akhirnya terbayar sudah! Saatnya aku bersenang-senang!

***

TUTT.. TUTT..

“Yoboseyo-?” suara seorang laki-laki menyapu telingaku. Tanpa perlu melihat aku tahu siapa empunya.

“Yoboseyo, Hyunso-? Ini aku!”

“Ah-! Hyura-noona! Tumben kau menelepon? Apa skripsimu sudah selesai?” suara Hyunso langsung berubah ceria. Tampaknya dia merindukanku? Hahaha, tidak salahkan kalau aku sedikit mengharap?

“Sudah. Skripsiku sudah selesai, Hyunso. Dosen juga sudah meluluskanku! Umma dan papa mana?”

“Chamkanman. UMMAAAA!”

Aigoo- teriakannya sampai membuat telingaku berdenging. Tampaknya dia ingin membalasku! Beberapa bulan lalu saat aku meneleponnya, aku berteriak padanya dengan kesal! Siapa suruh dia menghambatku untuk berbicara dengan umma?!! Apa dia kira pulsa telepon murah seperti tempe?!!

“Yoboseyo-? Hyuraaa! Bogoshippo!” suara seorang eomonim terdengar.

“Umma-! Ah, Hyura juga merindukan umma. Umma dan papa apa kabar?” tanyaku.

“Baik, sayang. Kau sehat? Skripsimu sudah diterima?” terdengar suara gemerisik dari seberang sana. Tampaknya ada yang ikut mendengarkan pembicaraan kami. Mungkin papa.

“Baik umma. Sudah diterima. Untuk itu aku menelepon!”

“Untuk apa-?” suara seorang abeoji menyahut. Apa kubilang, papa pasti ikut mendengarkan!

“Papa! Begini, tanggal 1 April nanti aku akan diwisuda. Bisakah papa, umma, dan Hyunso menyusul kemari?” tanyaku penuh pengharapan.

“Apa? Maksudmu ke Amerika?” Hyunso menyahut tiba-tiba.

“Ne! Bisa kan, papa? Umma?” tanyaku lagi, namun tidak ada yang menyahut di seberang sana. Huh, apa yang mereka lakukan? “Hello-? Kalian?”

“Jeongmal mianhae, Hyura. Kami tidak bisa ke wisudamu, sayang,” kata umma pelan.

Aku berseru kaget, “Mwo-? Waeyo-?”

“Kau tahu, tanggal 1 April peringatan satu tahun nenekmu meninggal. Kami harus ke Indonesia untuk ikut acaranya. Papa harus menemani saudara-saudara papa dan kakekmu.”

Aku terpaku mendengar penjelasan papa. Sekarang memang sudah menjelang satu tahun nenekku yang di Indonesia meninggal. Papaku memang masih ada keturunan Indonesia.

Jujur, kalau ada yang menanyakan, aku ingin sekali memaksa mereka datang kemari. Kau tahu, aku anak pertama mereka dan sudah lulus serta akan melaksanakan wisuda! Seharusnya mereka lebih mementingkan aku, anak mereka!

“Hyura-?” tanya umma dengan nada khawatir. Aigoo- Hyura, ini bukan saatnya kau egois.

“Gwenchana umma, papa. Kalian ke Indonesia saja. Hyura oke di sini,” kataku perlahan. Aku sengaja memperlihatkan nada kecewaku pada mereka, biar mereka tahu perasaanku.

“Jinjja-? Jeongmal mianhae, Hyura. Selamat atas kelulusanmu, nak. Kami menyayangimu!”

“Ne. Hyura sayang kalian juga. Ah, pulsa Hyura habis, sudah dulu ya. Anyyeong,” cepat-cepat kuakhiri pembicaraan jarak jauh itu. Lebih baik daripada aku tambah kecewa?

“Anyyeong..” TUTT.. TUTT..

Aish, gwenchana Lee Hyura! Kau kan sudah biasa sendirian! Ini akan terasa sangat mudah.

Tetapi, tanggal 1 April itu.. Dia adalah salah satu hari terpenting dalam hidupku! Bagaimana bisa aku melewatkan hari itu tanpa seorang yang spesial-? Kau tahu, untuk berbagi kebahagiaan?

Pikiranku sibuk bekerja. Akhirnya aku hanya dapat memandangi layar ponselku dengan kekecewaan yang perlahan terasa berat. Memandangi wallpaper yang selama satu minggu belum kuganti. Selca-ku dengan Key, namjachinguku. Well- aku hanya ingin memajangnya!

Oh- okay! Kuakui aku merindukan namja penggila fashion itu! Memangnya kenapa? Aku kan yeojachingunya! Sah-sah saja kan?!

Hey.. Kenapa tidak menyuruhnya untuk datang kemari? Setidaknya aku bisa ditemani pacar bukan kalau keluargaku tidak dapat hadir? Kau tahu, fungsinya kan sama?

Aigoo- Hyura! Kau tahu, dia pasti sangat sibuk! Sekarang dia mungkin sedang tur ke luar negeri! SHINee kan sudah mendunia sekarang! Dia belum punya waktu untukmu!

***

Tetap gelisah. Aku sudah melewatkan satu malam dengan pikiran yang membuatku terganggu! Apalagi kalau bukan wisudaku satu minggu depan? Aish- ini kebiasaan burukku! Sukar melupakan masalah!

Sudahlah, daripada aku gelisah sebaiknya kutelepon saja laki-laki itu. Sekarang pukul lima pagi, di Korea pasti masih jam delapan malam! Dia pasti masih bangun!

Kutekan speed dial nomor 5 dan langsung tersambung dengan ponselnya. Fiuh, untunglah dia tidak mematikan ponsel!

TUTT… TUTT… “Yoboseyo-? Hyuraaaaa! Akhirnya kau menelepon juga!”

Aku tersenyum kecil mendengar suara namja yang satu itu, “Yoboseyo Kibummie-! Aigoo, suaramu kenapa serak begitu?”

“Kau tahu, latihan! Bulan depan kami akan konser di LA, kau harus menonton ya-!” ucap Key antusias.

“Hahaha- itu kalau aku masih di LA!” ujarku sambil tertawa.

“Mwo-? Apa maksudmu? Jangan-jangan.. Aigoo- kau sudah lulus ya?”

“Ne! Tanggal 1 April nanti aku diwisuda! Makanya aku meneleponmu. Kau tahu kan kalau aku diminta untuk membawa anggota keluarga dan..”

“Ah-” Kibum memotong ucapanku. “Maksudmu, kau memintaku datang? Begitu?”

“Ne-!” jawabku semangat. Kau pasti senang sekali bukan kalau kau merasa sehati dengan namjachingumu? Aku juga sekarang. Ini membuktikan bahwa selama 4 tahun kami pacaran, hati kami masih menyatu. Kekekekeke!

“Ah- jeongmal mianhaeyo Hyura. Tanggal 1 aku ada konser di Brazil. Kau tahu SHINee sedang mengadakan tour bukan? Sekarang saja aku sedang ada di Aussie.”

PRANG- Hatiku langsung pecah berkeping-keping. Rasanya seperti di terbangkan ke awan-awan di langit lalu dijatuhkan dari ketinggian 4780 meter ke bawah. Yah- itulah perasaanku sekarang.

“Oh,” cetusku pendek, itu karena aku tidak tahu harus berkata apa. “Well, baiklah kalau begitu.”

“Hyura, gwenchanayo-?” tanya Key dengan nada khawatir. Aish, jangan pedulikan aku.

“Gwenchana, Key-ssi! I’m fine. Kalau begitu, biar kuputuskan teleponnya. Kau pasti sedang latihan bukan? Lanjutkanlah latihanmu, aku tak ingin mengganggumu! Anyyeong-!”

“Hey, Hyura-!” TUTT.. TUTT..

Suara Key tidak terdengar lagi karena aku langsung memutuskan teleponku. Ish- aku benci sekali keadaan seperti ini, merasa sendirian, tak dipedulikan. Perasaan yang paling aku benci seumur hidupku.

Ah- bulan April kan juga ulang tahunku yang ke-22? Apa kali ini aku akan melewatkannya tanpa Key-?

(Flashback)

TING TONG..

Aish- bel itu sangat mengganggu tidurku! Pukul 12 malam dan ada tamu? Apakah dia Rini, teman sekamar baruku itu? Katanya tadi, dia akan pergi sampai larut malam. Menyebalkan sekali, dia sangat berbeda dengan Michiyo! Michiyo tidak pernah aneh-aneh, pergi keluar sampai tengah malam!

Kusingkirkan selimut yang menutupiku dan bangkit, berjalan keluar kamar. TING TONG, dia memencet bel lagi. Lain kali kusuruh dia membawa kunci cadangan kalau keluar rumah!

TING TONG. “Iya- SABAR!” teriakku dengan Bahasa Indonesia. Aku memang dapat berbahasa karena papa suka mengajakku berbicara dalam Bahasa Indonesia.

TING TONG. Ish- segera kubuka pintu dengan kasar dan menyemprot sesosok manusia yang berdiri di depan pintu, “BAWEL! SABAR DIKIT KENAPA?!!

“Bawel?”

Aku terkesiap. Kim Kibum menatapku dengan wajah geli. Aigoo, pasti aku masih bermimpi. Mana mungkin dia sedang berdiri di depanku? Aku pasti sudah sangat merindukannya!

“Aigoo- Lee Hyura! Kau tidur dengan menggunakan kaos usang itu? Mana piyama Sandy Cheeks yang kukirimkan bulan lalu?! Dan hentikan tatapan tak percayamu itu, kau tidak sedang bermimpi!”

Aku ternganga. Dia benar-benar Kim Kibum-ku.

“Kenapa kau malah bengong? Oh ya- lihat,” Key mengangsurkan sesuatu yang sedari tadi ia sembunyikan di balik punggungnya. Sebuah kue berukuran sedang dengan lilin yang banyak sekali.

Happy 21th birthday, my Lee Hyura,” Key mengecup bibirku lembut. Yah- aku hanya bisa membalasnya.

(end of flashback)

***

Pagi ini Rini menghilang. Ia hanya meninggalkan catatan kalau dia sudah berangkat ke kampus dengan kekasihnya, Morgan. Ah- mereka memang cocok. Kuakui aku agak iri dengan Rini yang selalu ditemani oleh Morgan. Setidaknya Rini tidak akan merasa ditinggalkan, seperti aku sekarang.

Yang aku tahu, semua teman-temanku sesama mahasiswa luar negeri akan datang ke wisuda dengan keluarga mereka masing-masing. Well, kecuali Frans yang berasal dari Singapura, tapi dia punya pacar dari USA yang katanya cantik dan seksi itu! Dia pasti akan mengajaknya sekalian untuk ajang pamer!

Yah- yang kuinginkan hanyalah teman untuk menemaniku berbagi kebahagiaan di hari yang kutunggu.

Hey- you! Miss! Your papers are falling!” seruan itu membangunkanku dari lamunan yang kulakukan sambil berjalan pulang ke flat. Kutolehkan kepalaku ke belakang dan, aigoo. Kertas revisi skripsiku melayang jatuh berantakan di sepanjang jalan yang aku lalui! Orang-orang menatapku aneh.

Seorang laki-laki muda membawa kertas-kertas datang menghampiriku, “Ah, finally you stopped!

Ah, yeah. Thanks for shouting. Are those mine?” tanyaku menunjuk kertas yang ia bawa. Hey, sepertinya aku pernah melihat laki-laki berwajah Asia ini.

Yes. Here you are,” laki-laki itu mengangsurkan kertas-kertasku. Aku menerimanya dengan susah payah, tanganku masih membawa semap penuh kertas yang sama dan tangan kananku membawa tas!

Ah, let me help you,” laki-laki itu mengambil kertas yang ia berikan tadi dan menatanya sebelum ia berikan lagi kepadaku. Ia bahkan membantuku memasukkannya ke dalam map.

“Kamsahamnida, Dongho-ssi.” Yap, akhirnya aku mengenali namja ini. Dia Shin Dongho, member U-Kiss. Yang kudengar dia memang sedang kuliah di Amerika Serikat. Tak kusangka dia satu kampus denganku.

“Cheon- hey! Kau orang Korea?” tanyanya kaget.

Aku mengangguk, “Ne, setengah Korea. Terima kasih kau telah mengambilkan kertasku!”

“Akhirnya ada orang Korea, kekeke! Namamu siapa? Kau angkatan berapa? ” tanyanya antusias.

“Lee Hyura. Aku sudah tahun terakhir,” jawabku senang. Yap, aku senang ada yang bertanya.

“Jinjja-? Berarti kau noona dong-? Kukira kau juniorku! Kau terlihat muda!”

“Aniyo- tanggal 1 April nanti aku sudah akan diwisuda!” ujarku bangga.

“Aish, asyiknya. Berarti noona tinggal berapa hari di sini! Aigoo, aku akan kesepian lagi,” Dongho menunjukkan mimik sedih.

“Eh-? Waeyo? Apa kau tidak punya teman di sini?” tanyaku heran.

“Punya, tapi tidak ada yang dari Korea! Hey, Hyura-noona. Mau makan siang denganku sekarang? Aku sedang butuh teman.”

“Ne! Kajja- aku juga lapar!” aku mengiyakan ajakannya. Walaupun aku baru kenal, entah mengapa aku langsung merasa dekat dengannya. Mungkin karena kami sama-sama orang Korea?

“Yeay! Kajja!” Dongho mengambil map berisi kertas di tanganku dan membawanya. “Biar aku bantu membawanya! Kajja, noona!” Dongho mengedipkan sebelah matanya.

Aku mengikutinya sambil tertawa. Ah, dia orang pertama yang membuatku tertawa lebar hari ini.

***

Kucoret lagi sebuah angka di kalender. Empat hari menjelang wisuda dan aku masih belum tahu siapa yang akan kuajak merayakannya. Sempat terpikir meminta Dongho datang, namun kudengar hari itu dia dan member U-Kiss yang lain ada konser di USA. Aku tidak enak hati dengannya.

Selama satu minggu aku mengenalnya, semakin akrab aku dengannya. Dia sudah pernah main ke flatku sekali (kau tahu, Rini langsung menangis begitu tahu yang datang adalah Dongho, dia fans berat U-Kiss!) dan kami sering pergi bersama. Kepribadiannya menyenangkan, suka bercanda dan kadang menyebalkan. Dia juga sangat perhatian denganku.

Ponselku berbunyi nyaring- nama Dongho berkedip-kedip di layar. Kuangkat sambil menyunggingkan senyum senang dan langsung merasa malu, walaupun tak ada seorangpun yang melihatku.

“Noona! Aku sekarang ingat pernah melihatmu di mana!”

Aigoo- dia serius ternyata! Dia memang berkata kepadaku kalau dia pernah melihat wajahku, tapi dia lupa di mana. Aku bilang kepadanya tidak mungkin, tapi dia malah bersumpah dia akan mencari potongan ingatannya yang ‘hilang’ itu.

“Kau stylistnya Key-hyung! Yang kemarin sempat jadi berita heboh karena berlari dari kerumunan fans dan kau bergandengan tangan dengannya!”

Mwo-? Peristiwa itu? Aigoo, sudahlah kujawab saja iya. “Ne! Kau ingat?”

Well, dengan bantuan dari Eli-hyung sih. Dia melihat selca kita di ponselku dan dia bertanya padaku!” Dongho berkata semangat. “Kemudian aku langsung  meneleponmu deh-!”

“Hahaha, baguslah,” cetusku cepat. Yah- bicara mengenai Key, aku belum meneleponnya lagi sejak kejadian ‘itu’. Kangen sih, tapi biarlah. Biar dia tahu aku kecewa!

“Hey, noona. Berarti kau harus melihat yang satu ini! Lihatlah di televisi channel 34 sekarang!”

“Hah-? Waeyo?” tanyaku kaget. Sedari tadi aku memang sedang melihat televisi.

“Sudahlah! Ini tentang Key-hyung! Nanti aku telepon lagi, bye!” Dongho langsung memutuskan telepon.

Well- apa boleh buat. Aku penasaran tentang apa yang ingin Dongho tunjukkan. Kupencet tombol di remote televisi. Ah- acara gosip ternyata.

Gambar Key muncul di televisi, disandingkan dengan gambar Nicole. Hey, apa-apaan ini?

Nicole KARA sudah memberikan pernyataan mengenai hubungan khususnya dengan Key SHINee. Dia membenarkan semua. Foto-foto yang menunjukkan kedekatan mereka tentunya menjadi bukti kalau mereka berdua pernah menjalin hubungan khusus.

Sebuah foto Key dan Nicole (ya- aku sangat mengenali siluet Key) bergandengan tangan sambil berjalan di trotoar muncul. Mereka memang tampak mesra. Hey- tapi setahuku itu gambar lama.

Nicole menyatakan bahwa ia pernah berpacaran dengan Key. Sayangnya ia tak mau memberikan keterangan lebih lanjut mengenai kelanjutan hubungan mereka. Apa sudah putus atau masih pacaran?

Sebuah foto keluar lagi. Kali ini foto Key memeluk seorang yeoja di sebuah bandara. Hey, itu bandara LAX dan itu AKU! Lihat, ada Onew juga di sana. Ini foto tiga tahun yang lalu!

Ini adalah foto mereka tiga tahun lalu. Sayangnya wajah si perempuan tidak bisa dikenali. Apakah dia Nicole? Menurut sumber Nicole juga sedang ada di LA tepat saat foto ini diambil!

Sebuah foto muncul lagi. Kalau ini jelas-jelas fotoku dan Key! Ini di hari ulang tahunku yang ke-21. Kami sedang jalan-jalan di taman dekat flatku dan saat itu kami sempat berciuman. Fotonya memperlihatkan Key sedang memeluk perempuan (yaitu aku!) yang membelakangi kamera. Ada satu foto: yang satu berpelukan dan yang satu sedang mencium pipi. Sialan, bagaimana bisa kami tidak sadar kalau ada yang mengambil gambar kami?

Foto ini- dari siluet perempuan itu terlihat sekali kalau perempuan ini adalah Nicole. Anda bisa lihat bukan, posturnya sangat sama! Sumber menyebutkan bahwa foto ini diambil dalam waktu yang sama dengan kunjungan KARA ke LA satu tahun yang lalu!

Sebuah foto diperlihatkan lagi. Foto Key dengan seorang yeoja, saling memeluk di pinggir jalan. Kali ini aku bisa yakin itu bukan aku, karena style bajunya sama sekali bukan aku! Hey- itu seperti Nicole.

Foto ini diambil sebulan yang lalu, di pinggiran jalan di Singapura. Hari itu mereka memang menjadi bintang tamu dalam sebuah konser musik dan sepulangnya dari konser, mereka langsung berjalan-jalan berdua. Banyak orang yang menyaksikan kalau mereka saling bergandeng tangan!”

JEDER. Walaupun sekarang aku seperti disengat listrik namun aku tidak memperdulikan gosip itu. Ah- aku percaya Key setia kepadaku, seperti aku setia kepadanya.

Key sendiri memilih bungkam dan tidak menjawab pertanyaan dari wartawan. Hanya saja SM Entertainment, agensi SHINee, menyatakan bahwa mereka berdua memang sedang menjalin hubungan khusus..

KLIK. Kumatikan televisi 21 inch yang aku tonton sedari tadi. Aku sudah menebak akan seperti ini jadinya. Gosip itu mungkin benar, yah. Karena aku sudah lama meninggalkan Key, mungkin ia bosan dan mencari hal baru. Atau mungkin SME memang sengaja membuat gosip ini agar SHINee tambah meroket?

Andwae, aku harus menanyakannya sendiri. Kutekan angka lima di ponselku. Beberapa detik kemudian, aku mendengar nada sambung dari ponsel Key.

TUTT.. TUTT.. “Maaf, nomor yang Anda hubungi sedang sibuk. Silakan coba beberapa saat lagi.

Huh, kau menolak panggilanku? Apa kau kira aku akan marah? Kutekan lagi angka lima.

TUTT.. TUTT.. TUTT.. “Maaf, nomor yang Anda hubungi sedang sibuk. Silakan coba beberapa saat lagi.

Kau reject lagi? Bagus Kim Kibum, kau mulai membuatku muak. Kutekan angka lima sekali lagi.

“Maaf, nomor yang Anda tuju tidak dapat dihubungi. Cobalah beberapa saat lagi.”

Aish- Kim Kibum, aku membencimu.

***

TOKK.. TOKK..

Kuketuk pintu ruang dosen pelan. Suara seorang bapak-bapak menyuruh masuk. Aku berjalan masuk sembari tersenyum ramah. Yah, walaupun aku tidak tahu kenapa aku dipanggil.

Miss Hyura Lee, please sit down,” seorang dosenku menyuruhku duduk di sebelah seorang seniorku. Yang kutahu dia seharusnya sudah lulus tiga tahun yang lalu, namun selalu gagal di ujian skripsi. Setelah aku duduk semua dosen langsung mengerubungi kami.

Miss Lee, we’re sorry. We cannot allow you to be graduated three days more,” salah satu dosen yang berkumpul berkata dengan nada menyesal. “We’re so sorry.

What?! But why?” tanyaku gusar. Tentu saja, aku sudah menunggu wisudaku selama empat tahun!

Your mini thesis,” seorang dosen wanita menyahut. “..is as same as his. Well, they don’t really same exactly but both of your topic are very close. We’re presuming that one of you two stole the ideas.”

“But, I’m sorry Madam, I really did my mini thesis by myself. I didn’t steal any ideas!” bantahku keras.

“This guy said the same like what you’ve said right now. We’re really sorry, but we already decided that you two can’t be graduated soon. Maybe we’ll drop you out.”

”It’s not fair!” keluhku. “How dare you doing this to me? I’m one of the good students!”

“Please go out and don’t saying that we’re not fair to you. We already decided the best decision for two students who cheated! We’re fair enough to you. Please go out, you two.”

Dengan langkah gontai aku keluar dari ruangan dosen. Sialan, padahal aku mengerjakan skripsiku sendiri! Bagaimana bisa mereka memutuskan hal itu? Bahkan dosen yang memfavoritkan aku sebagai mahasiswa teladan tidak berkata apa-apa tadi. Gara-gara senior sialan di depanku ini.

Aku menepuk bahu laki-laki yang statusnya seniorku itu. Buatku dia bukan senior lagi, tapi berandal yang sangat tega kepadaku. Aku tidak takut pada laki-laki yang tinggi besar ini. Biar dia tahu rasa.

Dia menoleh tepat ketika kusarangkan tinjuku ke pipinya. Dia terhuyung jatuh dan aku menatapnya galak. Kulakukan gerakan tangan kurang ajar kepadanya dan dia menatapku kaget.

F*** YOU!” ujarku sambil berjalan menjauh.

***

Bagaimana cara agar senior kurang ajar itu mengakui kalau dia yang berbuat curang? Huh- aku masih belum dapat mencari ide! Kemana Hyura yang ambisius dan penuh perhitungan?!

Bicara tentang ambisius, aku jadi ingat Key. Dia selalu memanggilku dengan julukan ‘yeoja ambisius’. Sudahlah, lupakan dia Hyura. Dia tidak mau berhubungan lagi denganmu. Kau sudah mati buatnya.

“Hyura!” seseorang memanggilku dari seberang jalan. Rini datang dengan wajah ditekuk dua.

“Hey- Rini. What’s up?” tanyaku seramah mungkin.

Kamu nggak jadi diwisuda ya?” tanyanya langsung. Aku menggangguk ragu penuh tanda tanya, dari mana dia tahu? Padahal sebisa mungkin aku tidak memberitahukannya kepada siapapun. Aku belum siap untuk diinterogasi!

Kenapa nggak cerita? Aku kan sahabatmu?!”

Aku menghela nafas, “Rini, listen to me. Aku cuma belum siap cerita ke kamu karena..

Karena kamu memang nggak nganggep aku sahabat kamu, kan?” potongnya cepat.

Apa maksudmu?” tanyaku bingung.

Aku memang bukan sahabat kamu kan? Kalau sahabat, nggak mungkin makan temennya kan?

Rini? Salah makan ya? Apa sih maksudmu?” yap, aku memang bingung karena tiba-tiba dia marah padaku. Memangnya apa salahku?

Ngaku aja deh lo!” bentaknya. “Morgan udah ngaku tadi. Dia bilang selama ini dia selingkuh, SAMA LO!”

APA?!” teriakku keras. “Heh, Rini! Aku sama sekali nggak ada hubungan apa-apa sama Morgan! Kamu tau sendiri aku kan pacaran sama Kibum!

Tapi Key juga baru ketauan selingkuh kan?! Ngaku aja deh lo, Morgan pelarian buat kekesalan lo sama Key! Jangan muna deh, Hyura!” katanya sinis. “Dasar, bitch!

HEH, JAGA MULUT LO!” seruku kesal. Bagaimana aku tidak kesal, aku dituduh sepihak seperti ini!

Apa? Bener kan lo bitch? Liat aja tuh, pelanggan lo dateng!” Rini langsung berbalik pergi dan meninggalkanku dengan mulut ternganga. Cih, apa-apaan dia?!

“Noona-! Waeyo? Apa yang terjadi?” seorang namja menepuk bahuku dari belakang. Dongho.

“Aniyo. Sudahlah, ayo kita pergi.”

***

Dua hari sebelum wisuda. Argh, kenapa aku masih harus menghitung hari? Aku sudah dicoret dari daftar mahasiswa yang diwisuda tanggal satu besok!

Mengenai pembatalan wisudaku, aku sama sekali tidak memberitahu keluargaku, Key, maupun Chaerin, Eunrim, dan Michiyo juga anak-anak SHINee yang lain. Well, salahkan mereka. Selama hari-hari ini tidak ada satupun teman dari Korea yang menghubungiku. Mungkin mereka memang benar-benar sudah muak padaku sehingga mereka memilih membuangku di negeri orang.

Fine. Aku juga tidak akan kembali. Aku sudah bertekad, kalau aku terpaksa DO dari universitasku sekarang, aku akan tetap tinggal di sini. Aku sudah bekerja part time di sebuah coffee shop, kurasa gajinya akan cukup menghidupiku sendiri di sini.

Yah- bicara tentang part time. Aku sudah berada di pinggir dari sebuah jalan. Kedai kopi tempatku bekerja ada di seberang sana. Ketika kujejakkan kakiku hendak menyeberang, ponselku berbunyi.

Kuhentikan langkahku dan kuangkat panggilan itu. Dari manajer coffee shop seberang itu.

Hello? Hyura?

Yes. What’s up, Mr. Jonas?”

“Well- you don’t have to come to the shop today, Hyura.”

“Whoa-! What’s happened?”

“We’ve heard you cheated in you thesis. Sorry, we don’t accept any cheating things. We just accept honest employees. So, with this call, I say that you’re fired. Sorry Hyura, I like your job. You really good in doing your job but..”

Aku tak mendengar lanjutan dari perkataan panjang laki-laki muda itu karena kuputuskan untuk memutuskan telepon itu. Sialan. Apa yang sebenarnya kulakukan sehingga Tuhan menghukumku seperti ini?

Di seberang jalan, kulihat seorang perempuan keluar dari coffee shop tempatku bekerja dulu. Itu Rini, aku kenal sekali dengan siluetnya. Ada laki-laki di belakangnya, itu Mr. Jonas. Mereka saling berjabat tangan dan Rini langsung berjalan meninggalkan coffee shop itu.

Sebelum masuk ke dalam taksi yang menunggunya, dia melihat ke arah seberang jalan dan matanya menangkap sosokku. Dia tersenyum licik.

Aigoo- dia? Dia yang meminta Mr. Jonas memecatku? Hatiku terasa perih. Kuputuskan untuk berjalan pulang ke rumah, dengan hati yang terasa diiris sembilu.

***

Sudah lewat tengah malam. Besok hari di mana seharusnya aku diwisuda. Sekarang flat kecilku serasa sepi sekali. Si Rini sialan itu pergi entah kemana membawa semua barang-barangnya, kurasa dia ingin menjauh dariku. Baguslah, aku juga tidak mau bertemu dengannya!

Semua teman-teman kuliahku juga menjauhiku. Ish- apa kau kira aku butuh kalian? Percaya begitu saja kepada desas-desus tidak jelas.

Tetapi kenapa hatiku sepi begini? Kurasa aku hanya butuh teman curhat. Ah, kutelepon saja Dongho.

Kupencet angka lima beberapa detik dan langsung tersambung dengan nomor namja yang lebih muda dariku satu tahun itu. Speed dial nomor lima yang biasanya untuk Key sudah kuganti dengan Dongho. Yap- apa semudah itu aku mengganti kedudukan namja itu? Sama sekali tidak, aku masih begitu menyayanginya. Aku masih begitu mencintainya.

Maaf, nomor yang Anda hubungi sedang sibuk. Silakan coba beberapa saat lagi.

Ah, pasti dia sedang rehearsal. Sudahlah, aku tak enak hati mengganggunya lagi untuk masalahku yang tak penting ini. Dia pasti juga sudah bosan aku curhati.

Lagipula, kenapa aku meneleponnya? Aku sudah meneleponnya sebanyak lima kali dan selalu kata-kata yang sama menyahutiku di seberang sana, “Maaf, nomor yang Anda hubungi sedang sibuk. Silakan coba beberapa saat lagi.

Apa aku harus menelepon Chaerin, Eunrim, Michiyo, atau Hyesun?

Tidak- kau sudah mencobanya semalaman Hyura. Tak ada seorangpun teman yeoja yang kau kenal sangat dekat menjawab teleponmu tadi malam!

Bagaimana dengan Onew, Taemin, Jonghyun, atau Minho?

Mereka juga sudah kau coba hubungi bukan, Lee Hyura? Kau tahu juga kalau nomor mereka sama sekali tidak diaktifkan. Mereka sudah tidak menganggapmu saudara!

Umma, papa, Hyunso?

Telepon rumah mereka tidak diangkat. Ponsel mereka berada di luar jaringan, kau sudah meneleponnya bukan? Bahkan sampai mengomel sendirian karenanya?

SUDAH! Menyerah saja, Lee Hyura! Kau sudah dilupakan!

Aku bangkit dan berjalan ke kamar mandi. Melewati sebuah cermin besar di mana aku suka memandangi diriku di dalamnya. Kulirik bayanganku di sana. Aigoo- aku tampak mengerikan. Lihat, mataku sampai bengkak begini? Pasti gara-gara kelilipan.

Berhenti membohongi dirimu sendiri, Lee Hyura. Kau menangis semalaman. Kau kehilangan mereka.

Picture perfect memories, scattered all around the floor..

Kulirik foto yang kutempel di sudut cermin. Selcaku dengan Key. Saat-saat bahagiaku. Ah, aku merindukan Key. Kunci hatiku.

Reaching for the phone ’cause, I can’t fight it anymore..

Apakah dia akan mengangkat teleponku? Biar kucoba. Kucari nama Key dalam kontak ponselku dan kutelepon dia. Setidaknya mendengarkan suaranya saja sudah membuatku tenang.

And I wonder if I ever cross your mind..

For me it happens all the time..

Hey- ini Kibum. Maaf aku tidak bisa mengangkat teleponmu. Tinggalkan pesan dengan menekan tombol nomor satu ya..

Percuma, mailbox. Aish, apa yang harus kulakukan? Tanganku bergerak sendiri menekan tombol angka satu di ponselku.

It’s a quarter after one, I’m all alone.

And I need you now..

BIP… “Key- ini aku Hyura..”

Said I wouldn’t call, but I’ve lost all control.

And I need you now..

“..Kau tahu, aku butuh teman. Aku sendiri. Aku ditinggalkan. Bisakah kau menemaniku? Aku tahu kau sudah punya Nicole dan kau juga punya konser yang menunggumu. Tapi aku tetap menunggumu menemaniku. Karena aku..” suaraku tercekat.

And I don’t know how I can do without.

I just need you now..

“..membutuhkanmu,” kuteruskan kalimatku sambil meneteskan air mata.

***

Aku hanya dapat memandangi orang-orang di dalam aula itu dengan iri. Yah- menyedihkan. Pathetic. Aku hanya bisa menonton dari pojok aula, dekat dengan sebuah lemari besar berisi sapu. Memojok sendiri, ditinggalkan peradaban. Lebih baik aku duduk di sini daripada menghadapi sejuta pasang mata menatapku aneh. Membuatku ingin menonjok mata mereka satu-persatu.

Aku iri. Sangat iri. Kenapa Tuhan begitu tidak adil? Bukankah seharusnya aku bisa berdiri di sana dengan predikat cumlaude– lulusan terbaik sekampus?!

Lihat, dosen-dosen sudah mulai mengenaliku, padahal aku sudah berusaha duduk terasing dari keramaian. Mereka berbisik-bisik sambil memperhatikanku. Aku tidak suka cara kalian melihatku!

Hyura Lee, can you come here?” tanya seorang dosen wanita dengan microphone.

Aku menatapnya sengit, walaupun begitu aku tetap maju ke depan panggung dan menghadap dosen itu. “Yes?” tanyaku angkuh. Yap, Lee Hyura yang angkuh kembali.

Dosen itu tersenyum dan memelukku. Hey- apa dunia sudah gila? Kemarin kan dia yang memaki-makiku? Melihatku kebingungan, dosen itu melepaskan pelukannya dan meraih microphone. Lalu ia mendekatkan mulutnya ke telingaku.

“APRIL MOOOOOOP!!!!!”

“HWAAA-!” aku berseru kaget. Jantungku hampir lompat dari tempatnya! Dosen gila! Apa maksud dia melakukan hal itu? “So, you called me just to screaming on my ear? Are you mad?” tanyaku sebal.

No! Look at there!

Aku menoleh ke arah yang ditunjuknya dan hal itu sukses membuat mataku melotot. Spanduk besar bertuliskan ‘YOU’VE GOT A TRICK!!’ diusung lima orang yang berjalan mendekat.

Dan kau tahu? Orang yang mengusung spanduk itu membuatku kesal setengah mati sekaligus kaget. Onew, Jonghyun, Key, Minho, dan Taemin, tertawa geli (kurasa karena wajahku yang konyol?). Di belakangnya mengikuti Michiyo, Eunrim, Chaerin, dan Hyesun.

OH- DAMN! Kenapa bisa aku tidak sadar semua trik mereka?!! Mereka pasti sudah merencanakannya!

Kulirik Rini yang duduk di barisan depan. Sial, dia tertawa ke arahku, di sampingnya ada Morgan yang ikut menertawaiku. SIALAAAAN!!

“Hehehe- sorry Hyura. Your boyfriend told us that he want to make some surprise for you. Hope you don’t get angry with us,” dosenku tertawa senang melihatku kaget setengah mati.

Yeah, actually you’re one of students who’ll be graduated today! Moreover, you’re our cumlaude student! Congrats!

Aku menatap mereka satu-persatu tak percaya. Semua dosen memandangku geli dan mengangguk-angguk. Sialan, akting mereka begitu alami sampai aku tak menyadari!

Tiba-tiba seseorang menepuk pundakku. Aku berbalik dan mendapati Chaerin tertawa. Dia mengangsurkan sesuatu berwarna hitam. “Ini, pakailah togamu. Atau setidaknya kau pakai saja topinya! Aku tahu kau pasti tidak membawanya karena sudah merasa kecewa terlebih dahulu!”

“Sialan,” sungutku. Walau begitu kuambil juga topi toga itu dan kupakai. “Kau membawa bedak?”

“Walaupun kau memakai itu mukamu juga akan tetap sama!” cetus Eunrim ketus. Aku meringis.

“Hyura-unnie, jangan pedulikan Eunrim-unnie! Dia cuma iri karena Jonghyun-oppa menolak untuk melamarnya sekara- ADUH!” Hyesun mengaduh keras karena dia keburu dijitak Eunrim.

“Hyura- hwaiting!” Michiyo mengepalkan tangannya ke atas. “Jangan pedulikan kata infotainment, itu semua cuma rekayasa Key!”

Rekayasa Key? Aigoo, sampai begitu? Apa dia begitu ingin mengerjaiku? Mungkin dia dendam padaku!

Come here, Miss Lee. Our cumlaude scholar for this year!” seorang abeoji yang kutahu dia adalah guru besar di universitasku memanggilku. Aku datang mendekat dan berdiri di depannya. Dia memberikanku sebuah gulungan kertas dan langsung memindahkan tali yang menggantung di togaku.

Congratulation,” ujarnya sambil tersenyum.

Thank you, Profesor.

Semua orang yang ada bertepuk tangan. Ya Tuhan, inilah yang kuimpikan selama ini.

“Hey, Hyura! There’s still one surprise for you!” teriak Rini sambil menunjuk ke arah spanduk besar itu.

Onew, Jonghyun, Key, Minho, dan Taemin berjalan memutar, membalikkan spanduk itu. Sekarang tulisan yang ada di baliknya terlihat olehku..

LEE HYURA, WILL YOU MARRY ME?

Key berbalik dari posisinya yang membelakangiku dan berteriak, “SARANGHAEYO, LEE HYURA! MARRY ME!”

Aish- bisa kurasakan jantungku memompa darah lebih cepat dari biasanya. Aigoo- aku sangat senang. Walaupun sedikit malu kepada ribuan pasang mata yang menonton kami.

Yah- kalian pasti sudah tahu apa yang aku teriakkan kepada namjachinguku itu bukan?

-the end-

©2011 by weaweo

————————————————————–

okay, please KOMENNYA YAAAA~! 😛

26 thoughts on “[FF] Sweet Graduation (FM Stories)

  1. justaqilla3598 says:

    Wahahaa aku udh menduga” tuh, kalau mau buat surprise hehe
    Tpi kayaknya frontal bgt ya?? Gpp deh, yg penting ffnya bagus(?)

  2. Song Sang Byung says:

    wooooaaaah,. Trnyata d.krjain t0w, aq ja gk nyadar n gk kepikiran kalo Hyura sdang d.krjain, hhaa.. Epep nie mang keren dah..

  3. Jiscarine says:

    Thor,FFnya keren2 nih xD aku suka banget :3
    Izin obrak abrik ya ff thor xD
    Suka banget ama ffnya,bikin ketawa mulu.
    Seru thor!!! Lanjutnya karyamu thor 😀

Leave a comment